Vanda metusalae, anggrek baru dari Indonesia
January 29th, 2008 by
Destario Metusala

Gambar oleh Destario M (2008)

Foto oleh Destario Metusala (2008)

Foto oleh Boby Satya (2008)
Pada
bulan Januari 2008 telah dipublikasikan sebuah anggrek
Vanda spesies baru dari Indonesia. Anggrek ini
dideskripsikan oleh Peter O’Brien dan Jaap Vermeulen di
Jurnal The Orchid Review 116 (1279): 9-11 (2008) Sosok
tanamannya tidak terlalu besar, batangnya dapat mencapai
50 cm, dengan diameter 1,2-1,5 cm. Daunnya cukup sempit,
lebar daunnya 2-2,3 cm, panjang daun 30-45 cm, berujung
belah dua (bilobed) dan berujung tajam-bergigi. Tangkai
pembungaan termasuk pendek bila dibanding dengan
keluarga Vanda lainnya, yaitu sekitar 5-6 cm, yang
membawa 3-7 kuntum bunga. Bunga Vanda metusalae
berukuran tidak terlalu besar yaitu 3,2 cm x 3,5 cm,
berwarna dasar kuning terang dengan pola bercak merah
kecoklatan pada tepi kelopak (sepal-petal) dan membentuk
pola garis-garis longitudinal searah pembuluh. Pada
bagian labellumnya berbelah 3 ruang (trilobed), dengan
ujung midlobe yang lebar dan tepi bergelombang berwarna
kuning cerah pada pangkal dan manjadi semburat
kecoklatan kearah ujung. Vanda ini memiliki kekerabatan
yang dekat dengan Vanda devoogtii, Vanda
merrillii, Vanda sumatrana dan Vanda
hindsii. Sayangnya bunga anggrek ini tidak bertahan
lama, keindahan bunganya hanya bertahan sekitar 7-10
hari. Vanda metusalae termasuk anggrek yang
memiliki tingkat kesulitan budidaya yang tinggi bila
dibandingkan dengan kerabat Vanda lainnya, pertumbuhan
vegetatifnya tergolong sangat lambat, kemampuan
adaptasinya rendah sehingga tanaman baru sangat mudah
stress, lingkungan tumbuhnya sangat spesifik sehingga
membutuhkan kelembaban, suhu, aerasi, dan intensitas
cahaya yang benar-benar sesuai. Bila lingkungan
tumbuhnya ada yang sedikit saja berubah, jangankan
tumbuh, tanaman ini akan stagnan bahkan banyak
diantaranya yang mati kekeringan (karena tidak ada
pertumbuhan akar yang optimal) bahkan banyak pula yang
mengalami busuk akar karena kondisi yang terlalu lembab.
Tanaman ini agaknya tidak dianjurkan bagi para pemula.
Langkah
prioritas yang sangat mendesak untuk dilakukan adalah
melakukan perbanyakan khususnya melalui kultur biji
maupun kultur jaringan agar spesies ini tidak menghilang
dari habitatnya seperti beberapa kerabat Vanda spesies
dari Indonesia lainnya. |