The Lost Orchid
Dendrobium ini pertama ditemukan pada 1905 oleh J.J.
Smith dan masih terdengar kabarnya hingga 1925. Namun
setelah itu, anggrek ini telah “menghilang” selama
sekitar 75 tahun hingga akhirnya telah ditemukan kembali
pada pertengahan 2006 ini. Dan untuk pertama kalinya di
dunia, gambar anggrek ini dipublikasikan dalam bentuk
foto. Untuk itu, perkenankan web ini mempersembahkan
gelar “the lost orchid” kepada anggrek bernama asli
Dendrobium annae ini atas ditemukannya kembali harta
bangsa yang pernah hilang dari belantara Sumatera.
Sosok
tanaman anggrek ini menyerupai Dendrobium
sanguinolentum, hanya saja ukurannya bisa mencapai 3
meter lebih. Struktur daun sangat tipis menyerupai
kertas dengan panjang mencapai 6 cm dan lebar 1-1,5 cm.
Bunganya berwarna dasar putih dengan ukuran lidah (labellum)
yang cukup besar. Corak unik anggrek ini terletak dari
warna totol merah semu orange yang terdapat di tengah
labellumnya, serta semburat warna keunguan di ujung
petal dan ujung labellumnya. Secara keseluruhan,
penampakan bunganya cukup besar, yaitu sekitar 4 cm
panjangnya. Anggrek ini memiliki batang yang lentur
berwarna kemerahan dengan diameter 1-1,6 cm. Tidak hanya
sosok tubuhnya yang mirip, sosok organ bunga dan
coraknya pun hampir serupa dengan Dendrobium
sanguinolentum, sehingga penulispun berkeyakinan
bahwa Dendrobium annae ini memiliki kekerabatan
yang sangat dekat dengan Dendrobium sanguinolentum,
dan merupakan bentuk perkembangan lanjut akibat adanya
isolasi dan adaptasi terhadap lingkungan tumbuh.
Dendrobium dari section Calcarifera ini dikabarkan
memiliki habitat asli di Sumatera utara, Sumatera
selatan dan Lampung. |